latest Post

Tips Lolos SBMPTN (Universitas Idaman dalam Genggaman)

Universitas Brawijaya

Cerita sebelumnya mengenai bagaimana dilemanya memilih jurusan kuliah hingga akhirnya gagal SNMPTN, bisa dibaca di http://rikayesi.blogspot.co.id/2018/04/dilema-memilih-jurusan-kuliah.html

Perjuangan menakhlukkan ujian SBMPTN pun dimulai, tapi aku telah beralih ke jurusan lain, seperti kata Bapak, aku telah menurunkan impianku di pucuk jari manis (kalau nggak paham, baca dulu cerita sebelumnya "Dilema Memilih Jurusan Kuliah"). Tapi, tentu saja pilihan pertama tetap Teknik Industri, di Universitas Brawijaya.

Aku mulai menyusun strategi untuk melibas soal-soal SBMPTN yang akan menghadangku untuk masuk ke universitas impian. Banyak kawanku yang senasib tidak lolos SNMPTN, namun bedanya kebanyakan dari mereka belajar untuk test SBMPTN ditemani tutor-tutor mereka di bimbingan belajar (bimbel). Nah, karena berbagai alasan, aku tidak mengambil kursus di bimbel, aku belajar sendiri, di dalam kamar. Aku meminjam sebentar buku-buku dari beberapa kawanku, aku fotocopy yang sekiranya perlu. Selain itu, aku juga mendapatkan beberapa buku dari kawanku yang telah masuk universitas di tahun sebelumnya.

Kamarku tak karuan, semua buku dalam kondisi terbuka. Diatas meja belajar, diatas kasur, diatas lantai tepat disamping tempatku duduk, bahkan di kolong kasur dan kolong almari. Ajaib sekali lantai kamarku berubah jadi buku-buku yang penyebarannya merata. Ketika aku lama tidak keluar dari kamar, nenek ku mengantarkan makanan ke kamar. Ah perhatian sekali. Nenek tidak menyuruhku melakukan kegiatan lain semacam nyapu ngepel yang biasanya aku lakukan, mungkin nenek telah memahami betapa menyedihkannya mukaku waktu itu. 

Rumus Einstein dan segala keturunannya tergambar jelas di wajahku yang kusut. Logaritma, trigonometri, dan sebangsanya terlukis di dahiku yang mengkerut. Bisa jadi reaksi kimia dari semua senyawa terjadi di mataku yang makin memerah dan kantung mata yang makin menghitam. Terkadang aku sampai ketiduran, dengan bantal buku biologi, atau buku bahasa inggris yang bahkan aku belajar sampai jungkir balik pun otakku terlalu tumpul untuk memahami pelajaran ini.

Aku sahirul lail, ketika semua penghuni rumah telah terlelap dengan buaian mimpi masing-masing, aku masih berjuang menakhlukkan soal-soal yang menyebalkan. Ketika menemui soal rumit, siklusku begini : Belajar sendiri -> nggak bisa -> belajar sendiri lagi -> nggak bisa lagi -> lagi-lagi belajar sendiri -> lagi-lagi nggak bisa -> pusing, tidak menyerah, buku dipakai buat bantal, berharap ilmunya masuk sendiri ke otak.

Ujian SBMPTN tiba, aku berangkat ke Surakarta bersama kawan karibku. Aku memasuki ruangan dengan senjata pensil 2B dan tekad bulat untuk melibas setiap soal yang menghadang. Ketika aku membuka lembar pertama, kedua, ketiga, sampai lembar terakhir, keringat dingin mulai mengalir. Satu persatu mulai aku kerjakan dengan keyakinan setengah penuh pada otak, tapi dengan keyakinan penuh pada Tuhan yang selalu ada, yang Maha Mendengar setiap doa yang kulayangkan, yang Maha Melihat seberapa keras usahaku.

Hari pengumuman datang ketika Bulan Ramadhan. Aku sengaja membuka penguman sampai selesai berbuka. Setidaknya apapun hasilnya toh aku telah melakukan segenap usaha, telah kucoba menyempurnakan kerja keras  dengan doa. Sekarang tinggal aku serahkan kepada keputusan Tuhan.
Setelah membuka pengumuman, AKU LOLOS, Agribisnis Universitas Brawijaya. Saat itu aku bingung harus mengekspresikan hasil ini. Satu sisi aku bersyukur, aku bahagia, karena aku berhasil LOLOS.  Tapi disisi lain muncul pertanyaan “Mengapa bukan lolos di pilihan pertama? Teknik Industri!”. Hingga akhirnya pertanyaanky tersebut terjawab setelah H+2 lebaran. Salah satu dosen Universitas Brawijaya ada yang berkunjung ke rumah, Beliau mengatakan bahwa intinya nilai SBMPTN ku cukup untuk masuk di Teknik Industri, tapi karena ada alasan yang tak dapat aku sampaikan disini, akhirnya aku masuk Agribisnis.

Aku merasa lega, aku bersyukur dengan pencapaianku. Kajaiban tekad dan usaha, keajaiban restu orang tua, keajaiban doa, menjadi nyata yang membahagiakan. Alhamdulillah.

Jadi buat kawan-kawan yang akan melaksanakan ujian SBMPTN, misal kalian tidak ikut bimbingan belajar, jangan minder!! Tuhan memberikan otak yang memiliki potensi luar biasa. Miliki tekad kuat dalam belajar, berusaha ikhlas menjalani semuanya sembari melayangkan doa sebanyak-banyaknya. Pahami sistem penilaiannya, 2014 lalu ketika menjawab benar +4 ketika menjaba salah -1, jadi ketika aku yakin dengan satu jawaban, aku berani menjawab 4 soal lain yang setengah yakin. Toh misal keempat soal itu salah, poin ku masih 0, bukan minus. Aku yakin setiap orang memiliki cara masing-masing untuk memperjuangkan impiannya.

Tenang, rezeki tak pernah salah rumah untuk berpulang.



Salam Semangat,
Rika Yesi

About rikayesi.blogspot.com

rikayesi.blogspot.com
Recommended Posts × +

0 comments:

Post a Comment